Gambar Dampak Kecanduan Game Online
Dampak seseorang yang mengalami kecanduan terhadap video atau permainan berbasis internet (game online) sangat besar. Seseorang yang mengalami adiksi, di samping mengalami keluhan secara fisik juga mengalami perubahan struktur dan fungsi otak.
Demikian pernyataan salah seorang praktisi kesehatan jiwa, dr. Kristiana Siste, SpKJ(K) saat ditemui dari Departemen Psikiatri FK UI RSCM, Senin petang (2/7).
“Struktur dan fungsi otaknya mengalami perubahan. Jadi, kalau kita lihat otaknya pake MRI, ada perubahan di bagian otak pre-frontal cortex”, tutur dr. Siste.
Gangguan pada bagian otak tersebut mengakibatkan orang yang mengalami suatu ketergantungan atau kecanduan kehilangan beberapa kemampuan/fungsi otaknya, antara lain fungsi atensi (memusatkan perhatian terhadap sesuatu hal), fungsi eksekutif (merencanakan dan melakukan tindakan) dan fungsi inhibisi (kemampuan untuk membatasi).
“Adanya perubahan otak membuat dirinya sulit mengendalikan perilaku impulsive. Sering pasien bilang sama saya, udah bosen main (game) tapi gak bisa berhenti. Karena memang otaknya sudah berubah, fungsi otak yang berfungsi untuk menahan perilaku untuk tidak impulsive itu sudah terganggu. Padahal dia sendiri sudah tidak menikmati, tapi tidak bisa berhenti karena kehilangan kontrol tadi”, terangnya.
Salah satu contohnya adalah dikarenakan terbiasa untuk mendapat reward cepat seperti yang didapatkan pada saat bermain game, mereka menjadi susah menunda keinginan.
“Misalnya lapar dia meminta makan harus saat itu ada makanan, marah saat ada delay”, terang dr. Siste.
Selain berperilaku impulsive, bisanya orang yang kecanduan video/game online kehilangan fokus saat mengerjakan sesuatu sehingga berdampak pada prestasi dan produktivitasnya. Emosi yang tidak stabil juga seringkali berdampak buruk pada hubungan relasinya. Sehingga sebagian besar para pecandu video/game online menunjukkan sikap yang anti-sosial.
Sementara itu, dari sisi kesehatan, seringkali mengalami gangguan tidur sehingga mempengaruhi sistem metabolisme tubuhnya, sering merasa lelah (fatigue syndrome), kaku leher dan otot, hingga Karpal Turner Syndrome. Selain itu, kecenderungan sedentary life dan memprioritaskan bermain game dibandingkan aktifitas utama lainnya (misalnya makan), membuat para pecandu game online mengalami dehidrasi, kurus atau bahkan sebaliknya (obesitas) dan berisiko menderita penyakit tidak menular (misalnya penyakit jantung).
“Dalam kasus-kasus tertentu (kecanduan judi online) dampak kerugian ekonomi juga cukup besar”, imbuhnya.
WHO telah menetapkan kecanduan game online atau game disorder ke dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD) sebagai penyakit gangguan mental (mental disorder). Dalam versi terbaru ICD-11, WHO menyebut bahwa kecanduan game merupakan disorders due to addictive behavior atau gangguan yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan.
Seseorang dikatakan online/video gaming disorder bila memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, yaitu adanya perilaku berpola dengan karakteristik sebagai berikut: 1) Ada ganguan kontrol untuk melakukan permainan tersebut (tidak dapat mengendalikan diri); 2) Lebih memprioritaskan memainkan permainan tersebut dibandingkan dengan aktivitas yang seharusnya lebih diutamakan; 3) Intensitasnya semakin meningkat dan berkelanjutan meskipun ada konsekuensi atau dampak negatif yang dirasakan; 4) Perilaku berpola tersebut menyebabkan gangguan yang bermakna pada fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan dan area penting lainnya; serta 5) pola tersebut sudah belangsung selama 12 bulan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat drg. Widyawati, MKM
Indonesiabaik.id - Dampak seseorang yang mengalami kecanduan terhadap video atau permainan berbasis internet (game online) sangat besar. Seseorang yang mengalami adiksi game online akan mengalami keluhan secara fisik dari sisi kesehatan.
Seringkali seseorang yang sudah kecanduan game online mengalami gangguan tidur sehingga mempengaruhi sistem metabolisme tubuhnya, sering merasa lelah (fatigue syndrome), kaku leher dan otot, hingga Karpal Turner Syndrome.
Selain itu, kecenderungan sedentary life dan memprioritaskan bermain game dibandingkan aktifitas utama lainnya (misalnya makan), membuat para pecandu game online mengalami dehidrasi, kurus atau bahkan sebaliknya (obesitas) dan berisiko menderita penyakit tidak menular (misalnya penyakit jantung). Dalam kasus-kasus tertentu (kecanduan judi online) dampak kerugian ekonomi juga cukup besar.
Adapun perlu diketahui bahwa WHO telah menetapkan kecanduan game online atau game disorder ke dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD) sebagai penyakit gangguan mental (mental disorder). Dalam versi terbaru ICD-11, WHO menyebut bahwa kecanduan game merupakan disorders due to addictive behavior atau gangguan yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan.
Game online telah menjadi hiburan yang sangat populer di kalangan remaja. Dengan kemajuan teknologi, akses ke game online semakin mudah dan menarik. Namun, di balik kesenangan dan tantangan yang ditawarkan, ada risiko serius yang mengintai, yaitu kecanduan game online. Artikel ini akan mengulas dampak buruk kecanduan game online terhadap remaja dan menawarkan strategi untuk mengelola serta mencegah dampak negatif ini.
Kecanduan game online pada remaja dapat membawa berbagai dampak negatif, baik secara psikologis maupun sosial. Secara psikologis, remaja yang kecanduan game online sering mengalami gangguan tidur, penurunan konsentrasi, dan masalah emosional seperti kecemasan dan depresi. Mereka mungkin merasa tergantung pada game sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan dan pelarian dari masalah sehari-hari, sehingga mengabaikan tanggung jawab dan aktivitas lain yang penting.
Dari sisi sosial, kecanduan game online dapat mengisolasi remaja dari keluarga dan teman-teman. Mereka mungkin lebih memilih menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar daripada berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Hal ini dapat mengganggu hubungan sosial dan mengurangi kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan nyata. Selain itu, kecanduan game online sering kali dikaitkan dengan penurunan prestasi akademis karena waktu belajar yang berkurang.
(ilustrasi remaja bermain game di komputer. Foto: Pexels/Lan Van Der Linde)
(ilustrasi remaja bermain game di komputer. Foto: Pexels/Lan Van Der Linde)
Salah satu contoh nyata adalah seorang remaja bernama Fadhil, yang mulai kecanduan game online sejak masuk sekolah pertama. Awalnya, game online hanya menjadi hobi, tetapi lama-kelamaan Fadhil menghabiskan lebih banyak waktu bermain game daripada belajar atau berinteraksi dengan keluarga. Prestasi akademisnya menurun drastis, dan ia mulai mengalami masalah tidur serta merasa cemas ketika tidak bisa bermain game.
Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi orang tua dan remaja untuk mengenali tanda-tanda kecanduan game online sejak dini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain adalah menetapkan batas waktu bermain game, mendorong aktivitas fisik dan sosial yang sehat, serta menyediakan alternatif hiburan yang menarik. Orang tua juga perlu terlibat aktif dalam kehidupan digital anak-anak mereka dengan memahami game yang dimainkan dan berdiskusi tentang bahaya serta tanggung jawab penggunaan teknologi.
Membangun kebiasaan bermain game yang sehat sangat penting untuk mencegah kecanduan. Remaja harus diajarkan untuk melihat game sebagai salah satu bentuk hiburan, bukan sebagai satu-satunya cara untuk merasa bahagia atau melarikan diri dari masalah. Mereka perlu didorong untuk memiliki keseimbangan dalam kegiatan sehari-hari, termasuk belajar, berolahraga, dan berinteraksi sosial secara langsung.
Dengan menyadari potensi risiko kecanduan game online dan menerapkan strategi pencegahan yang efektif, kita dapat membantu remaja mengelola kebiasaan bermain game mereka dengan lebih sehat. Kesehatan mental dan sosial mereka adalah prioritas utama, dan melalui edukasi serta pencegahan, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka secara positif. Mari kita bersama-sama menjaga keseimbangan antara teknologi dan kehidupan nyata, agar remaja kita dapat tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 24 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.32 841.92] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœµ
Coba Moms perhatikan tingkah laku Si Kecil. Apakah ia tampak kecanduan game online sehingga tak bisa lepas dari gawai?
Jika ya, Moms sebaiknya waspada. Kecanduan game online bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele.
Tak hanya pada anak, orang dewasa pun bisa mengalami kondisi tersebut.
Awalnya, bermain game bisa menjadi sarana relaksasi untuk menenangkan dan meringankan beban pikiran.
Namun, apabila dilakukan secara berlebihan, game bisa menimbulkan sensasi ketagihan hingga akhirnya kecanduan.
Ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai apabila seseorang tengah memasuki fase kecanduan game online.
Bagaimana kondisi ini terjadi dan apa saja tanda-tanda kecanduan game online yang perlu dikenali?
Cari tahu informasi selengkapnya di bawah ini, ya, Moms!
Baca Juga: 25 Rekomendasi Game Offline Android, Gratis tanpa Kuota!
Gangguan Pola Tidur
Anak yang terlalu sering bermain game online cenderung mengalami gangguan tidur malam.
Mereka mungkin terjaga sampai larut malam untuk bermain game, sehingga mengganggu ritme alami tidur mereka.
Hal ini karena game online sering kali membangkitkan rasa kecanduan dan keinginan untuk terus bermain.
Jadi, anak mungkin sulit untuk menghentikan aktivitas ini, bahkan ketika sudah mendekati waktu tidur.
Baca Juga: 12 Dampak Media Sosial dari Sisi Positif dan Negatif
Penyebab Kecanduan Game Online
Foto: Penyebab Kecanduan Game Online (Orami Photo Stocks)
Melansir studi di Journal of Critical Reviews, anak yang sudah kecanduan game online cenderung memiliki perilaku yang kurang baik, kesulitan bersosialisasi, dan rentan merasa kesepian.
Orang yang mengalami keadaan tersebut juga lebih berisiko mengalami gangguan tidur dan obesitas alias berat badan di atas normal.
Nah, supaya Si Kecil terhindar dari kecanduan game online, Moms harus jeli terhadap perubahan perilaku yang ditunjukkan anak.
Para peneliti masih mencoba untuk menentukan penyebab pasti dari sifat adiktif video game dan internet, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kecanduan.
Sejauh ini, para peneliti berpikir bahwa proses bermain dan memenangkan suatu kontes di dalam video game dapat memicu pelepasan dopamin di otak.
Dopamin adalah zat kimia otak (neurotransmitter) yang memainkan peran penting dalam beberapa fungsi tubuh.
Hormon dopamin berfungsi sebagai pemicu rasa bahagia dan menenangkan bagi tubuh.
Tahukah Moms bahwa orang-orang yang menyalahgunakan obat-obatan memiliki kadar dopamin yang tinggi di dalam tubuhnya?
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan adanya kesamaan otak pada orang yang kecanduan game online dan pengguna penyalahgunaan zat.
Baca Juga: 12 Dampak Negatif Televisi bagi Anak dan Cara Menghindarinya
Masalah Interaksi Sosial
Anak yang terlalu fokus pada game online mungkin mengalami keterbatasan dalam mengembangkan keterampilan sosial yang penting.
Misalnya kemampuan untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik.
Meski game online sering menawarkan interaksi virtual dengan pemain lain, tetapi ini sering kali tidak menggantikan interaksi sosial yang nyata.
Anak mungkin lebih nyaman berkomunikasi melalui platform game daripada berinteraksi di kehidupan sehari-hari.
Jika dibiarkan secara terus-menerus, hal ini bisa menghambat perkembangan mereka dalam memahami dinamika sosial di masyarakat.
Kerugian Finansial
Dampak kecanduan game online lainnya yaitu bisa menyebabkan kerugian finansial.
Pasalnya, banyak game online menawarkan item virtual atau fitur tambahan yang bisa dibeli dengan uang sungguhan.
Anak yang kecanduan game online pun sering kali tergoda untuk melakukan pembelian ini tanpa memperhitungkan konsekuensi finansialnya.
Hal ini pun dapat membuat anak mengabaikan pengelolaan keuangan pribadi secara sehat.
Mereka mungkin tidak menyisihkan uang untuk kebutuhan lain atau untuk masa depan, seperti tabungan atau pendidikan.
Apakah Si Kecil mulai menunjukkan tanda dan ciri-ciri kecanduan game online seperti yang telah...
Copyright (c) 2019 Buletin Psikologi
This work is licensed under a
Dampak Kecanduan Game Online
Foto: Dampak Kecanduan Game Online (Freepik.com/freepik)
Dampak kecanduan game online pada anak dapat sangat beragam dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka, di antaranya:
Masalah perilaku adalah salah satu dampak serius dari kecanduan game online pada anak.
Kecanduan ini dapat mengubah perilaku anak secara signifikan, baik dalam interaksi sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, anak kesulitan mengontrol waktu dan frekuensi bermain mereka, perubahan mood yang ekstrim, kurangnya konsentrasi, dan peningkatan perilaku agresif.
Gangguan Kesehatan Mental
Anak yang kecanduan game online cenderung lebih rentan mengalami kecemasan dan depresi.
Hal ini dapat disebabkan oleh tekanan yang dirasakan dalam permainan, kehilangan waktu untuk aktivitas yang lebih sehat, atau isolasi sosial yang dapat mempengaruhi suasana hati mereka.
Ciri-Ciri Kecanduan Game Online
Foto: Ciri Kecanduan Game Online (Freepik.com/rawpixel-com)
Layaknya gangguan kesehatan mental pada umumnya, gejala kecanduan game online juga memiliki ciri khas tersendiri.
Melansir Cleveland Clinic, berikut ciri-ciri anak atau orang dewasa yang kecanduan game online:
Melansir dari laman Parentzone, Dr. Mark Griffiths, psikolog dari Nottingham Trent University, mengatakan bahwa anak bisa disebut mengalami kecanduan game online jika telah merusak 3 aspek.
Aspek-aspek tersebut, termasuk pendidikan, olahraga, serta sosialisasi dan interaksi dengan teman sebaya.
Selain itu, seseorang juga bisa dibilang mengalami kecanduan apabila memiliki frekuensi bermain lebih dari 3 kali dalam 1 minggu.
Diiringi dengan setiap kali bermain berlangsung lebih dari 2 jam lamanya.
Biasanya, seseorang yang kecanduan game online akan marah jika jam bermain game mendadak dikurangi atau dihentikan.
Baca Juga: 15 Rekomendasi Game Survival yang Penuh Tantangan!